Halo Pengunjung Yang Terhormat

Selamat Datang di Blog saya. Isi blog ini emang campur-campur. Ada tentang curhatan , artikel tentang suatu fakta, pemikiran, entertainment, dan sebagainya yang bisa pembaca baca-baca sendiri. Semoga ada manfaatnya ya....Semoga... :)

Minggu, 18 September 2011

My Blazer

Perjalanan kembali lagi ke rutinitas sehari-hari yang penuh rintangan memang membuat badan tak nyaman, tidurpun tak nyaman. Itu juga yang aku rasakan waktu perjalanan pulang ke sekolah tercinta nun jauh di Tangerang Selatan. Aku berangkat bersama kedua temanku, Canny dan Au`. Tapi ternyata di tengah jalan ada juga adik kelas yang naik di bis yang sama denganku. 16 jam berlalu hingga aku turun di Taman Kota 2, yang nantinya aku harus jalan kaki ke sekolahku. Ketika turun dari bis dan bis beranjak pergi, aku baru sadar kalau blazer angkatanku yang berwarna abu-abu itu ketinggalan di kursi yang tadi kududuki. Dengan berjuta penyesalan dan kebingungan, temanku memberitahu aku bias menyusul bis itu di pemberhentian terakhirnya di sekitar Pasar Serpong.
 Aku cepat-cepat menaruh barang di pos sekuriti, lalu hendak keluar lagi naik ojek. Hanya ada satu motor di pangkalan ojek. Namun tak seperti biasanya, motornya jenis motor besar hijau mentereng, pengemudinya juga mas-mas masih muda. Aku Tanya sedikit agak nggak yakin, “Ojek bukan?”. Dengan muka merah yang tiba-tiba si mas menjawab,”oh, bukan. Bukan ojek,”. DUARRR…alangkah kasian nasib si mas pagi-pagi jam tujuh udah dikira ojek. Balik lagi ke sekolah aku coba menelpon agen bis yang di Pasar Serpong. Sepertinya juga belum buka, karena telponku taka da yang mengangkat. Masih panik, dengan bayangan kalau aku benar-benar kehilangan blazerku. Bagaimana jika ada acara dimana semua teman-teman seangkatan memakai blazer itu sedangkan aku tidak punya? Padahal blazer itu hanya satu-satunya dan mungkinkah aku bias mendapatkannya lagi? Dengan menahan segenap rasa malu, aku minta tolong pada pak sekuriti (mereka memang baik-baik) untuk mengantarku ke tempat pangkalan bis. Tanpa bilang pada bapak-bapak yang sedang memriksa mesin bis, aku langsung nyelonong masuk ke dalam bis. Ternyata bis sudah dibereskan dan blazerku ada di dashbor depan. Syukurlah....aku tidak tahu apa jadinya jika aku naik bis lain yang pangkalannya bukan di paspong. Mungkin aku tak akan pernah mendapatkan blazerku selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar